Minggu, 08 November 2015

ZAINAL ABIDIN AHMAD: PEJUANG DAN ARSITEK MASYUMI

Di antara para tokoh Pergerakan dan Intelektual Masyumi yang sering diceritakan oleh Kakek sewaktu di Bukit Tinggi adalah Prof. Zainal Abidin Ahmad. Karya-karyanya sudah saya baca sejak duduk dibangku Madrasah Muallimin dan menjadi rujukan wajib training advance Pelajar Islam Indonesia. Sebagai alumni dari Sekolah Thawalib Padang Panjang Sumatera Barat, beliau diamanatkan oleh Tuanku Mudo Abdul Hamid Hakim (penulis kitab Ushul Fiqh As-Sulam) untuk mengajar pada kelas tertinggi (1929-1933).

Salah satu buku referensi yang dipakainya ketika itu ialah buku The New World of Islam karya Lottrop Stoddard yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh Amir Syakib Arselan berjudul Hadirul Alam Islamy. Karena pengaruh ajaran yang diberikannya pada waktu itu membangkitkan semangat jihad para siswa Sumatera Thawalib, maka pemerintah kolonial melarang beliau mengajar (onderwijsverbod). Pada waktu itu pemerintah Hindia Belanda memberlakukan “wilde scholeh ordonantie”, yaitu ordonasi yang sengaja dibuat untuk melumpuhkan apa yang dinamakan oleh penjajah dengan “sekolah-sekolah liar”.